Sabtu, 21 September 2013

Kenapa Kita Harus Berdo'a?

Ustaz, mengapa dalam Islam kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah SWT, bukankah Dia Maha Mengetahui sesuatu, termasuk yang dibutuhkan hamba-Nya?

Syamach Ali Jakarta

Waalaikumussalam wr wb
Allah berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku -perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’’ (QS Ghafir [40]: 60). Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa berdoa kepada-Nya adalah ibadah.

Oleh karena itu, Allah SWT mengatakan, orang-orang yang tidak mau berdoa kepada nya, padahal Dia sudah berjanji mengabulkan doanya sebagai orang-orang sombong sehingga akan dimasukkan ke neraka dalam keadaan hina. Doa sebagai ibadah pulalah yang ditekankan oleh Nabi Muhammad dalam hadisnya.

Dari al-Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Doa adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat 60 surah Ghafir yang artinya, ‘Dan Tuhanmu berfirman: ‘Ber doalah kepada- Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku akan masuk Neraka Ja ha nam dalam keadaan hina di na’.” (HR Tirmizi, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Nasa’i, dan Hakim).

Dalam riwayat lain dise butkan, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah ber sab da, ‘Ba rang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Dia akan marah kepadanya’.” (HR Tirmizi). Doa bukan sekadar ekspresi meminta dan memohon apa yang diinginkan seorang hamba, melainkan bentuk kehinaan diri di hadapan Allah.

Dengan demikian, tak ada sedikit pun rasa sombong seperti Qarun. Ia merasa harta kekayaannya adalah atas usa ha dan kepandaiannya sendiri. Doa juga merupakan manifestasi dari ketergantungan seorang hamba terhadap Tuhan nya. Di sisi lain, tidak selamanya doa yang kita panjatkan dikabulkan sesuai permintaan.

Nabi menjelaskan, doa dikabulkan dalam tiga bentuk, yaitu diberikan apa yang kita minta, dihindarkan dari keburukan yang setara dengan kebaikan yang kita minta, dan disimpan sebagai bekal pahala di akhirat. Munculnya perasaan bahwa doa kita tidak dikabulkan, padahal sudah banyak berdoa adalah bentuk isti’jal (ketergesa-gesaan). Ini menye babkan doa tidak dikabulkan.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Akan dikabulkan doa orang yang berdoa di antara kalian, selagi dia tidak isti’jal. Yaitu, ia berkata, ‘aku telah berdoa, tetapi tidak dikabulkan’.” (HR Bukhari dan Muslim). Penting pula menjaga diri kita dari penyebab doa tidak terkabul. Pertama, memakan harta haram.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Se sungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya de ngan firmannya: ‘Wahai Para Rasul makanlah yang baikbaik dan beramal salihlah’.” (QS al-Mukminun [23]: 51).

Kedua, kurang yakin akan dikabulkan dan tidak sungguh- sungguh dalam berdoa. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Berdoalah kepada Allah disertai keyakinan kalian akan terkabulnya doa kalian dan ketahuilah oleh kalian bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lupa lagi lalai.” (HR Tirmizi, Hakim, dan Baihaqi).

Ketiga, berdoa meminta sesuatu yang sebenarnya adalah dosa atau bentuk pemutusan silaturahim. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Senantiasa akan dikabulkan doa seorang hamba selama dia tidak berdoa dalam perkara dosa, perkara yang memutus silaturahim, serta selama tidak tergesa-gesa dalam doanya.”

Salah seorang sahabat berta ya, “Apa yang dimaksud ke tergesa-gesaan dalam doa Ya Rasulullah?” Beliau mengatakan, “Dia mengatakan aku telah berdoa, aku telah berdoa, tetapi aku tidak melihat Allah mengabulkannya, lalu ia pun berpaling dan meninggalkan doanya.” (HR Muslim).

Semoga kita termasuk hamba Allah yang selalu berdoa kepada-Nya.Wallahu a’lam bish shawab. 


Sumber: Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar